Selasa, 22 Mei 2012

Persemaian

Persemaian

Umumnya petani membutuhkan benih sampai kisaran 35-40kg per hektar tetapi dengan sistem baru (SRI-System of Rice Intensification) cukup dipersiapkan 10 kg per hektar. Persemaian dilakukan dengan menyebar benih padi secara merata pada bedengan dengan kandungan air jenuh tetapi tidak menggenang. Dalam tiga atau empat hari benih telah berkecambah. Bibit siap tanam pada kisaran 10 - 14 hss (hari setelah sebar) jika memakai sistem SRI tetapi dengan sistem biasa tanaman muda (bibit) yang berumur tiga minggu baru dikatakan siap tanam. Menghindari stagnasi setelah bibit di tanam seyogyanya tidak dicabut dan cukup diambil secara menyeluruh perakaran termasuk tanahnya kemudian dipindah tanamkan ke lahan sawah. Budidaya padi pada lahan berawa atau keasaman tinggi serta di lahan kering tidak memerlukan persemaian, tanam benih langsung (Tabela).

Keuntungan dan Kelemahan Bertani dengan Metode Pupuk Kandang

kelemahan metode ini, terletak pada minimnya pupuk kandang. karena semakin jarang orang yang memelihara kambing. kotoran kambing, katanya, lebih baik dari pada kotoran sapi dan kerbau. hal ini karena kotoran kambing jauh lebih pada dan bertahan lama dengan berbentuk menyerupai biji-bijian.
jika tidak ada kotoran pupuk kandang, anda juga bisa melakukannya dengan menaruh dedaunan, limbah organik, dan pupuk kompos, minimal jerami sisa panen di ratakan dalam sawah. walaupun pupuk ini dengan bahan dasar dedaunan, jika ini dijadikan untuk pupuk ketika akan tanam, akan lebih baik dari pada mengandalkan pupuk kimia yang setiap musim tanam langka di pasaran. pemakaian pupuk organik jelas akan memakan bahan yang lebih banyak. saya belum pernah mencoba ini, tetapi jika ini dilakukan saya yakin hasilnya lebih baik dari pada mengandalkan pupuk kimia saja. tetapi saya juga begitu yakin kualitasnya masih di bawah dengan memakai pupuk kandang.
keuntungan lain adalah, jika terjadi musim sela atau musim kering, tanah bisa di tanami kacang-kacangan (kedelai dan kacang hijau). pada dasarnya menanam palawija ini tidak membutuhkan pupuk kimia, hanya membutuhkan siraman air, tanah sedikikt lembah saja. bahkan tanah keringpun tanaman ini tetap hidup. karena tanahnya adalah sisa tanam padi yang subur dengan memakai pupuk kandang, maka hasil palawijapun akan jauh lebih baik dan lebih banyak. tanam palawija, memang belum menjadi budaya setiap musim sela. namun, saya pernah mempunyai pengalaman itu bersama orang tua saya.

Mengelola Sawah

mengelaola sawah pada umumnya tidak bisa di lepaskan dari traktor untuk mengolah tanah, bibit tanaman padi dan pupuk. ketiga hal ini tidak satu kesatuan. ini berbeda dengan zaman dahulu, mengelola sawah tidak bisa terlepas dari cangkul untuk mengelola tanah, bibit dan pupuk kandang. bisa di lihat perbedaannya.

mengeloala sawah tidak lebih dari 100 ubin bersama orang tua saya. khususnya dalam pemupukan tanaman.
pemupukan tanaman akan jauh lebih bagus jika dengan pupuk kandang. gunakan dulu kotoran kambing. kotoran kambing setidaknya tercampur dengan air kencing kambing dan sisa makanan dedaunan dan rerumputan.
setelah sawah terisi oleh air, pupuk kandang di ” sebar” di sawah dengan di injak-injak sehingga masuk kedalam tanah. tujuannya, agar ketika hujan, banyak air, pupuk kandang tidak terbawa arus menyebar kemana-mana. jika ini dilakukan dengan cukup merata dalam satu bidang sawah, sawah akan subur kira-kira dalam waktu setahun atau setara dengan 2 sampai 3 kali tanam. ini disebabkan, biji kotoran kambing yang cukup padat, hingga bertahan lama untuk hancur.
pada dasarnya, metode tanam ini tidak perlu menggunakan pupuk kimia. namun, tetap di perlukan. di sebabkan karena, jika tidak menggunakan pupuk dan semprot kimia, tanaman kita akan terkena hama karena hanya pada sawah kita saja yang memakai pupuk kandang, sedangkan sawah di sebalh kita tidak semuanya memakai pupuk kandang. sehingga, jika dalam satu lingkungan sawah kita memakai pupuk kandang dan sawah yang lain tidak memakai pupuk kandang, hati-hatilah terhadap serangan hama. karena tekstur tanamannya akan berbada. umunya lebih hijau dan ditandai dengan banyak rumput ilalang karena tanahnya subur. oleh karena itu memakai pupuk kimia dan semprot kimia pada dasarnya di gunakan untuk mengimbangi yang lain. pemakaian pupuk kimia pada tanah yang sudah cukup terdapat pupuk kandang, jika berlebihana justru akan menyebabkan tanaman mati di awali dengan tanaman sangat lebat sehingga batangnya patah tidak kuat menahan beban kelebatan daunnya. jika ini bisa anda lakukan (jika anda punya sawah) hasilna, akan lebih bagus kualitas padinya, juga lebih banyak. jika pada umumnya dalam 100 ubin menghasilkan 7 sampai 8 kwintal, maka dengan pupuk kandang akan memungkinkan sampai 9 sampai 10 kwintal. atau lebih banyak dari hasil sawah dengan memakai pupuk kimia.

Pengertian Sawah


Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya.
Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan. Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah (lowland rice).

Pada lahan yang berkemiringan tinggi, sawah dicetak berteras untuk menghindari erosi dan menahan air. Sawah berteras banyak terdapat di lereng-lereng bukit atau gunung di Jawa dan Bali.